Abdul Majid (25), pemuda Asan Krueng Kreh, kepada Serambi (Tribunnews.com Network) mengaku, saat hujan terjadi secara tiba-tiba tersebut, memang diringii guntur dan petir dahsyat.
Selama 15 menit hujan, memang yang turun dari langit adalah air. Namun kemudian, tiba-tiba masyarakat mendengar suara benda kecil-kecil terus jatuh ke atap rumah, hingga langsung membuat masyarakat panik.
Sebagian masyarakat langsung keluar rumah saat mendengar suara itu, dan di antara mereka ada yang mengutip butiran es tersebut. “Hujan es yang pertama kali kali terjadi di daerah kami itu berlangsung sekitar 15 menit saja,” jelasnya.
Sedangkan, setelah hujan, warga melihat butiran es paling banyak dalam parabola di atas atap rumah, begitu juga di emperan toko. “Hingga butiran es dari emperan toko kami ambil langsung kami foto pakai HP,” katanya.
Menurut informasi yang didapatkan warga setempat, kejadian yang sama juga terjadi di sejumlah desa tetangganya, yakni seperti Desa Glumpang, Beranca, serta termasuk Desa Asan Ara Keumudi yang sudah dalam wilayah Kecamatan Lhoksukon.
“Kami masih takut dan penasaran kenapa hujan es bisa terjadi di tempat kami,” demikian Abdul Majid.
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 13.52
0 comments:
Posting Komentar