Sebuah kapak beliung orang-orang Maori ditemukan di pemukiman abad ke-15 di Porirua, dekat titik yang dipercaya tempat pendaratan Kupe (dalam mitologi, Kupe adalah seorang penjelajah dari Polinesia atau sesuatu yang erat kaitannya dengan Selandia Baru, tetapi masih dalam perdebatan).
Kapak 40 sentimeter itu, kemungkinan besar digunakan untuk memotong kayu, ditemukan di Ngati Toa Domain. Benda itu dibuat dari bebatuan keras dan biasanya digunakan untuk membuat perkakas, kata arkeolog senior Rick-McGovern-Wilson.
“Anda tidak dapat menentukan kapan tanggal kemunculan kapak beliung itu, tetapi Anda dapat menentukan darimana batu itu berasal. Umur situs kemungkinan abad ke 15,” tambahnya.
Arkeolog Pam Chester menemukan kapak beliung dan temuan lain ketika memantau temuan tembikar dekat Klab Para-Plim Rugby. Dipercaya secara luas bahwa Kupe, penjelajah Polinesia, berlayar ke Pelabuhan Porirua pada abad ke-10 Masehi dan mendarat di pantai Paremata, Selandia Baru.
Pam Chester dengan sangat teliti mengamati parit pelindung, tempat pipa saluran diletakkan. Penggalian ini dimulai bulan Maret lalu.
“Menyenangkan. Saya benar-benar senang dengan apa yang kami temukan,” katanya.
Beliau telah menemukan beberapa pembakar tanah dengan batu pemasak yang bercelah, sekitar 50 cm dibawah petak di lapangan yang terpelihara, kemungkinan berasal pada masa prasejarah di Selandia Baru.
“Pada titik ini kita tidak mengetahui benar-benar kapan penanggalan benda-benda itu, tetapi contoh-contoh arang yang diambil dari benda tersebut dapat diketahui penanggalannya dengan radiokarbon,” Chester menyatakan.
Sejarawan Maori Universitas Victoria Peter Adds menyatakan bahwa Porirua adalah “perumahan utama’ bagi orang-orang Maori awal, yang mempunyai pelabuhan pelindung dan dekat dengan South Island. Situs tersebut sangat berharga karena juga ditemukan beberapa artefak lain.
“Kami mencari saat kapan orang-orang jadi penduduk Maori. Ini menunjukkan fase awal perkembangan budaya Maori.”
Paku-paku logam ditemukan di taman seorang Eropa di situs itu yang dipetakan pada tahun 1848. Chester juga menemukan bukti orang-orang secara illegal pernah memalsukan artefak, dan akhirnya dituntut.
Juru bicara Ngati Toa Jennie Smeaton menyatakan Iwi (masyarakat dari suku asli Selandia Baru) masih menunggu laporan pendahuluan tentang temuan itu, karena akan diterbitkan bulan depan, hingga ada kesimpulan.
“Kami tahu ini merupakan situs suku pa pra-Ngati Toa.”
Suku-suku tersebut, yang meliputi Nga tara, Ngati Rangi dan Ngati Ira, menduduki wilayah itu sebelum kepala Ngati Toa, Te rauparaha, muncul pada tahun 1820an.
Kapak beliung ini terakhir disimpan di Museum Pataka di Porirua, Selandia Baru.
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 08.36
0 comments:
Posting Komentar